Tuesday, January 20, 2009

If I could Escape From it!

Sesuatu masih mengganjal di hati ini.Tentang pengalihan jabatan ketua UKM Desain yang semakin nggak jelas juntrungannya.Sempat bikin stress sih, tapi saya mencoba untuk positif thinking aja.

Waktu itu ada meeting dengan Direktur kampus,BEM, dan UKM.Dari hasil meeting itu setiap UKM harus mengumpulkan program kerjanya.Waduh,gimana mau ada proker kalo ketua yang baru aja belum ada?benar-benar pusing dibuatnya.Terpaksa merancang program kerja temporer.Sebagai perjanjian bukan saya yang menjadi ketua nya.Sementara waktu saya menghubungi beberapa teman saya yang saya rasa mampudan pantas menggantikan posisi saya itu dan mengadakan meeting non formil di Lobi kampus.

Sempat ada yang menerima tawaran saya itu, tapi apa yang terjadi????3 kandidat ketua run away.Mau ditarok dimana ini muka saya di hadapan senior?Mungkin mereka beranggapan bahwa saya hanya mempermainkan mereka saja.Belum Clear masalahnya.Mereka kecewa dengan meeting yang masih depend itu.

Ingin rasanya meneteskan air mata saking sedihnya.Ketua departemen keilmuan bilang kalau kemarin terakhir menyerahkan proker.Loh?bukannya waktu itu sudah diserahkan?.Tapi yang jelas saya bilang,"Nggak etis rasanya kalau saya yang merancang proker sedangkan saya bukan ketuanya".

Saya pun berlalu.Mencoba mencari jalan keluar yang terbaik bagi masa depan UKM Desain ini.Karena teman saya tadi bilang kalau UKM Desain akan dinonaktifkan.Gubrak!!.Memang sih belum berjalan yang STMIK nya setelah kampus saya independent.Terpisah dengan kampus program 1 tahunnya.Tapi bagaimana kalau senior menyalahkan saya?yang dianggap nggak bisa menghandle masalah ini??.Saya diam bukan untuk melarikan diri dari masalah ini,tapi memikirkan jalan keluarnya.

Maaf,,bukan saya enggan mengemban jabatan ini untuk tahun ke-2, tapi saya benar-benar tidak bisa mencurahkan seluruh waktu untuk UKM ini.Banyak kewajiban-kewajiban yang harus saya penuhi.

Yang jelas saya tidak ingin mengecewakan orang tua saya, terutama Mama.

Saya tahu bagaimana memimpin suatu organisasi, berat beban moral nya.Saya merasa tidak pantas.Sekali lagi,,MAAF!!

If I could escape from it~

My Love for Indonesia

Aku tetaplah aku, yang hingga hampir menginjak usia ke-21 tahun tak pernah mengenal dunia gemerlap alias dugem, tidak pula bangga dengan makanan fast food, yang lebih pantas disebut junkfood.Yang tidak pernah hafal dengan lagunya Eminem, walaupun sebenarnya aku sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris.Setidaknya aku tidak buta bila menjawab soal-soal Bahasa Inggris yang menjadi momok banyak orang. Hehe,,

Aku juga tidak pernah bermimpi melanjutkan studi ke Negara Adidaya, apalagi menetap di sana.Meskipun disana semuanya serba ada dan instan.Aku tidak mengutamakan prestise dengan menyanding Louis Vuitton.Aku bukan pula fans fanatik nya Harry Potter yang membuat ratusan ABG menjerit histeris karena baby facenya itu.

Mungkin karena sejak kecil kedua orang tuaku mengajarkan untuk selalu membiasakan pola hidup sederhana atau mungkin juga karena aku tak ingin terbawa arus globalisasi yang telah menjalari jiwa bangsa Indonesia.Yang jelas aku sadar bahwa dugem lebih banyak mudharatnya daripada syafa’atnya.Maaf, bukan niat untuk menggurui, hanya saja aku selalu teringat dengan jeritan hati para kaum Dhuafa.

Fastfood hanya menjadi sampah bagi tubuh kita bila dikonsumsi secara rutin.Bukankah bangsa Indonesia di setiap provinsinya mempunyai makanan khas dengan citarasa yang unik?ada Pempek, ada Gudeg, ada Rendang, ada Soto,dan lain-lain.Resep turun-temurun.Begitu katanya.Seharusnya kita bangga akan keanekaragaman makanan khas negeri ini.

Bangsa Indonesia bangsa yang berbudaya.Sejak masih di bangku Sekolah Dasar (SD) pun kita telah dikenalkan dengan Rumah Adat, Pakaian Adat, Lagu Daerah dari masing-masing provinsi yang ada di penjuru Indonesia.

Pemandangan alam yang memesona setiap mata banyak kita jumpai di Indonesia.Akan tetapi mengapa masih banyak spesies hewan langka punah akibat keegoisan pemburunya?.Krisis kepedulian akan kelestarian alam.Mungkin itu kata-kata yang tepat untuk mewakili kondisi tersebut.

Tidak banyak yang dapat ku lakukan untuk negeri ini,tetap menjadi aku yang tidak menyerap kultur bangsa asing tanpa filtrasi, beradab,bangga akan produk dalam negeri, bangga akan kebudayaan bangsa Indonesia, menjaga kelestarian alam baik flora maupun fauna nya.Dengan bangga aku mengatakan “Aku bangsa Indonesia, bangsa yang berbudaya dan beradab”.

Aku berharap kelak masa depanku secerah sinarnya sang surya yang menyinari dunia, yang dapat mengabdikan diri dengan mengimplentasikan semua kemampuan yang ada demi Bumi Pertiwi ini.Aku juga berdo’a agar tak ada seorang pun orang Indonesia yang tega menggadaikan apa pun yang menjadi komponen di negeri ini dengan jabatan ataupun materi demi kepentingan minoritas.

Setidaknya, kita menghargai jasa para pahlawan dengan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan tidak menjadi korban perang pemikiran yang ditanamkan penjajah melalui kultur bangsa asing yang dapat menurunkan kualitas karakter bangsa Indonesia .

Aku tak peduli orang mau berkata apa, tapi inilah aku apa adanya.Pemikiran yang selalu terpatri di dalam benakku.Tentang apa yang ku lihat,apa yang ku rasa, dan apa yang ku dengar.

Terimalah Indonesia apa adanya,,,

Cintai Indonesia dengan segenap jiwa dan raga. Cintailah Indonesia, sebagaimana kasih Ibu kepada anaknya.Yang takkan lekang dimakan waktu.


Indosat Blog Contest (SinyalKuat.co.cc)